Sulsel.relasipublik.com LUWU UTARA – Pandemi Covid-19 masih meresahkan masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Luwu Utara yang memiliki dampak terhadap para pedagang Pasar Tradisional Luwu Utara.
Kurangnya daya beli Pasar Tradisional Luwu Utara selama masa Pandemi Covid-19, Drs. H. M. Kasrum, M.Si selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Luwu Utara membenarkan hal tersebut.
“Memang benar, tingkat daya beli masyarakat di Pasar Tradisional berkurang selama kurang lebih tujuh bulan terakhir selama masa Pandemi Covid-19,” Kata Kadis P2KUKM
“Penurunan konsumsi di Pasar Tradisional yang ada di Kabupaten Luwu Utara masih ada rasa ketakutan sebagian masyarakat untuk ke pasar dikarenakan situasi di Kabupate Luwu Utara masih dalam siaga satu atas penyebaran Virus Corona sehingga masyarakat memilih tidak datang berbelanja ke Pasar Tradisional seperti kegiatan rutin sebelumnya,” ucapnya.
“Tingkat daya beli masyarakat sekarang berkurang untuk berbelanja di Pasar Tradisional. Masyarakat lebih memilih belanja online ketimbang datang ke pasar,” lanjut H. Kasrum di ruanh kerjanya. Senin (16/11/2020).
“Awalnya Disperindag memprediksi penurunan tingkat daya beli masyarakat hanya terjadi di awal-awal Pandemi Covid-19. Diperkirakan pada momen Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha juga akan naik daya beli atau kunjungan ke Pasar Tradisional namun prediksi tersebut salah hingga di bulan November 2020,” ungkapnya.
“Kamipun dari Dinas P2UKM Kabupaten Luwu Utara daya beli masyarakat makin menurun, padahal masyarakat sudah panen raya padi. Tak seperti biasanya ditahun kemarin, jika masyarakat sudah panen peningkatan daya beli masyarakat Lutra meningkat apalagi menyambut Natal dan Tahun Baru 2021. Semoga saja Pandemi Covid-19 berakhir dan kembali seperti biasanya,” lanjutnya.
“Puncak panen raya bulan November 2020 bagi sebagian masyarakat petani bisa dikatakan cukup berhasil walaupun ada sebagain petani sawah dihantam banjir bandang bulan Juli lalu, tidak seberapa yang gagal panen tahun ini malah kita prediksi naik tapi sama saja dengan hari biasa. Ya, akibat Pandemi Covid-19,” sambungnya.
Hasil wawancara Wartawan Relasi Publik Sulsel Biro Luwu Utara dengan salah satu warga Desa Bone-Bone, Ira (46) membenarkan hal tersebut.
“Selain Pandemi Covid-19 ada juga faktor perputaran ekonomi masyarakat berubah total dikarenakan banjir bandang juga menghantam sebagian Kabupaten Luwu Utara,” ucapnya.
Mardi (57) Warga Deaa Klotok, Kecamatan Subbang menuturkan “Memang Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap sektor perekonomian, khususnya Pasar Tradisional. Selain pembeli, pedagang juga sama ada batasan penjualan yang kadang buka dan kadang tutup,” tuturnya.
“Kami berharap daya beli masyarakat bisa berangsur normal, sehingga tingkat perekonomian bisa tumbuh dan berdampak pada kesejahteraan para pedagang yang mengeluh pengurangan penghasilan selama Pandemi ini,” harapnya. (Run)
Discussion about this post